Pentingnya pH dalam Budidaya Sistem Hidroponik
September 16, 2025 | Penulis: Rizqina Aulia
Budidaya tanaman secara hidroponik semakin populer karena memberi banyak keuntungan, seperti penggunaan air yang lebih efisien dan kontrol lebih baik terhadap nutrisi tanaman. Namun, tahukah bahwa salah satu faktor keberhasilan hidroponik adalah pengaturan pH larutan nutrisi? pH, yang merupakan ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan, sangat berperan penting dalam memastikan tanaman dapat menyerap nutrisi dengan maksimal. Tanpa pengaturan pH yang tepat, nutrisi yang diberikan kepada tanaman bisa saja tidak efektif diserap, sehingga pertumbuhan dan hasil panen bisa terhambat. Oleh karena itu, mengelola pH dengan baik menjadi langkah awal yang wajib diperhatikan dalam budidaya sistem hidroponik agar tanaman dapat tumbuh optimal.
Pengaruh pH terhadap Kelarutan Nutrisi dan Media Tanam
Salah satu fungsi utama akar adalah menyerap unsur hara dari larutan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme tanaman. Namun, penyerapan ini sangat tergantung pada pH larutan. Jika pH terlalu rendah (asam) atau terlalu tinggi (basa), akar akan kesulitan menyerap nutrisi walaupun nutrisi tersebut sudah tersedia. Bayangkan saja jika pH larutan terlalu tinggi, maka nutrisi yang seharusnya larut dan mudah diserap tanaman bisa malah mengendap atau menyumbat sistem. Hal ini mirip seperti kita mencoba membuka pintu yang terkunci; nutrisi tidak bisa masuk dengan optimal ke dalam tanaman karena zat-zat penting tadi jadi mengendap. Akibatnya, tanaman bisa mengalami kekurangan nutrisi sehingga pertumbuhannya tidak maksimal.
Tidak hanya mempengaruhi nutrisi, pH juga sangat penting untuk kesehatan media tanam atau substrat yang digunakan di sistem hidroponik. Media tanam ini berfungsi sebagai tempat akar menancap dan membantu menyimpan oksigen serta air. Jika pH larutan turun terlalu asam, misalnya di bawah angka 4,8, media tanam cepat terdegradasi atau terurai. Proses ini bisa melemahkan sistem akar dan bahkan merusak akar tanaman. Jadi, dengan menjaga pH di kisaran yang tepat adalah cara terbaik agar media tanam tetap stabil, sehat, dan dapat menopang pertumbuhan akar dengan baik, sehingga nutrisi pun akan tetap larut dalam air dan siap diserap oleh tanaman dengan efisien.
Kisaran pH Ideal untuk Sayuran Daun Hidroponik
Setiap jenis sayuran daun ternyata membutuhkan kondisi pH yang sedikit berbeda supaya tumbuh optimal. Misalnya, sayur kangkung dan sawi paling enak tumbuh pada pH antara 5,5 sampai 6,5. Sedangkan brokoli, bayam, dan selada suka pH sedikit lebih tinggi, yaitu antara 6,0 hingga 7,0. Menyesuaikan pH sesuai jenis tanaman sangat penting agar tanaman bisa menyerap nutrisi dengan benar dan tumbuh sehat. Jadi, para petani perlu memahami kebutuhan pH tiap jenis sayuran daun supaya hasilnya maksimal dan daun yang dihasilkan lebat dan segar.
pH yang Tepat untuk Sayuran Buah Hidroponik
Sayuran buah seperti tomat, cabai, dan timun juga punya toleransi pH yang berbeda. Tomat dan cabai paling pas berada di kisaran pH 6,0 sampai 6,5, sedangkan timun biasa tumbuh baik di pH sekitar 5,5. Penyesuaian pH ini penting agar buah yang dihasilkan tidak hanya banyak tapi juga sehat dan berkualitas. Kalau pH terlalu jauh dari kisaran ideal, tanaman akan susah berbuah dengan maksimal atau buahnya mungkin tidak sempurna bentuk dan rasanya.
Pengaturan pH untuk Tanaman Buah Hidroponik
Tanaman buah hidroponik lain seperti melon dan nanas juga membutuhkan pengaturan pH yang pas, biasanya sekitar 5,5 sampai 6,0. Namun, ada beberapa tanaman buah yang berbeda kebutuhan pH-nya seperti blueberry, yang justru lebih suka pH yang agak asam, yaitu antara 4,0 sampai 5,0. Karena kebutuhan pH tiap tanaman berbeda, petani harus teliti dalam mengatur pH agar tanaman benar-benar mendapat lingkungan nutrisi yang sesuai dan buah yang dihasilkan berkualitas tinggi.
pH untuk Tanaman Herbal Hidroponik
Tanaman herbal seperti mint tidak hanya butuh nutrisi yang cukup, tapi juga pH yang tepat agar aroma dan rasa khasnya dapat tumbuh maksimal. Umumnya, tanaman herbal ini suka pH antara 5,5 sampai 6,0. Jika pH kurang tepat, bisa berdampak pada kualitas daun dan aroma herbal yang justru jadi kurang wangi atau kurang segar. Jadi, pengaturan pH pada tanaman herbal sangat penting agar hasil akhirnya bisa sesuai ekspektasi dari segi rasa dan kualitas.
Cara Menjaga pH Tetap Stabil dalam Sistem Hidroponik
Agar kondisi pH larutan nutrisi tetap berada di kisaran yang pas, para petani hidroponik harus rutin mengecek dan mengatur pH menggunakan alat pengukur khusus. Jika pH terlalu tinggi, bisa diturunkan dengan menambahkan bahan asam seperti asam sitrat, dan bila pH terlalu rendah, dapat dinaikkan dengan bahan basa. Proses ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar pH tidak berubah drastis dalam waktu singkat yang bisa mengejutkan tanaman dan mengganggu proses penyerapan nutrisi.
Kalau pH larutan nutrisi tidak dijaga dengan baik, ada risiko besar nutrisi jadi sulit diserap oleh tanaman. Akibat yang sering terjadi adalah tanaman menunjukkan gejala kekurangan nutrisi, seperti daun menguning atau pertumbuhan yang lambat dan tidak optimal. Siapa yang ingin melihat tanamannya tumbuh kurang sehat? Karena itu, menjaga pH menjadi hal yang sangat penting agar tanaman bisa tumbuh kuat dan hasil panen maksimal dari segi kuantitas maupun kualitas.
Secara keseluruhan, pengaturan pH yang tepat menjadi bagian utama keberhasilan budidaya hidroponik. Dengan mengetahui kebutuhan pH masing-masing jenis tanaman dan melakukan pengukuran serta penyesuaian pH secara rutin, petani dapat memastikan nutrisi dalam larutan tetap tersedia dalam kondisi terbaik bagi tanaman. Hasilnya adalah tanaman yang tumbuh sehat subur dengan panen berkualitas dan jumlah yang memuaskan. Jadi, jangan sepelekan peran pH, karena ia adalah pondasi sukses dalam hidroponik.
Jurnal Lainnya
September 16, 2025
Pentingnya pH dalam Budidaya Sistem Hidroponik
December 26, 2023
Sistem Hidroponik untuk Pertanian Modern
October 18, 2022
NPK Mutiara 16-16-16 untuk Hidroponik, Bisakah???
October 06, 2022