Sistem Hidroponik untuk Pertanian Modern

December 26, 2023
Sistem Hidroponik untuk Pertanian Modern

 

Hidroponik adalah teknologi bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah namun menggunakan air dan larutan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sebagai media tumbuh. Hidroponik memiliki banyak manfaat, seperti hemat lahan, hemat air, mengurangi penggunaan pestisida, dan meningkatkan produktivitas tanaman. Namun, hidroponik juga membutuhkan perhatian khusus, seperti pemilihan sistem dan tipe hidroponik yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.

 

 

1. Sistem Sumbu - Kapiler

 

Sistem ini menggunakan sumbu atau pipa untuk mengalirkan air dan larutan nutrisi ke media tanam yang berbentuk kapilari atau tabung kecil yang terbuat dari plastik atau logam. Media tanam yang digunakan biasanya adalah serat kelapa, rockwool, atau vermikulit. Sistem ini cocok untuk menanam tanaman hias seperti bunga, sayuran, dan buah-buahan yang tidak membutuhkan banyak air dan nutrisi. Sistem ini juga mudah dan murah untuk dibuat dan dirawat, namun memiliki resiko kekeringan atau kelembaban yang berlebihan jika tidak diatur dengan baik.

 

 

2. Sistem Tetes - Drip

 

Sistem ini menggunakan tetes atau selang untuk menyemprotkan air dan larutan nutrisi secara teratur ke media tanam yang berbentuk tabung besar yang terbuat dari plastik atau logam. Media tanam yang digunakan biasanya adalah pasir, kerikil, arang sekam, atau tanah. Sistem ini cocok untuk menanam tanaman pangan seperti sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah yang membutuhkan banyak air dan nutrisi. Sistem ini juga dapat menghemat air dan nutrisi karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap tanaman, namun membutuhkan pompa, timer, dan filter yang lebih mahal dan rumit.

 

 

3. Sistem PENGERINGAN & PENGGENANGAN

 

Sistem ini menggunakan alat pengering atau penggenang untuk mengatur debit air dan larutan nutrisi ke media tanam yang berbentuk tabung besar yang terbuat dari plastik atau logam. Media tanam yang digunakan biasanya adalah pasir, kerikil, arang sekam, atau tanah. Sistem ini cocok untuk menanam tanaman pangan seperti sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah yang membutuhkan banyak air dan nutrisi. Sistem ini juga dapat menghemat air dan nutrisi karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap tanaman, namun membutuhkan pompa, timer, dan filter. Sistem ini berbeda dengan sistem tetes karena air dan nutrisi tidak disemprotkan ke media tanam, melainkan diisi dan dikosongkan secara berkala.

 

 

4. Sistem DB - DUTCH BUCKET

 

Sistem ini menggunakan kotak-kotak plastik yang berisi media tanam sebagai dutch bucket atau keranjang. Air dan larutan nutrisi disemprotkan ke dalam dutch bucket melalui selang atau pipa. Air keluar dari dutch bucket melalui lubang-lubang kecil di permukaan media tanam. Air keluar bersama dengan nutrisi dari media tanam sehingga tidak perlu disiram ulang secara berkala. Media tanam yang digunakan biasanya adalah pasir, kerikil, arang sekam, atau tanah. Sistem ini cocok untuk menanam tanaman hias seperti bunga, sayuran, dan buah-buahan yang membutuhkan ruang akar yang lebih besar. Sistem ini juga mudah dan murah untuk dibuat dan dirawat, namun membutuhkan lahan yang lebih luas dan penataan yang rapi.

 

 

5. Sistem DWC - Apung

 

Sistem ini menggunakan wadah-wadah plastik yang berisi media tanam sebagai apung atau wadah apung. Air dan larutan nutrisi disemprotkan ke dalam wadah apung melalui selang atau pipa. Air keluar dari wadah apung melalui lubang-lubang kecil di permukaan media tanam. Air keluar bersama dengan nutrisi dari media tanam sehingga tidak perlu disiram ulang secara berkala. Media tanam yang digunakan biasanya adalah serat kelapa, rockwool, atau vermikulit. Sistem ini cocok untuk menanam sayuran seperti bayam, kangkung, kubis, dll yang membutuhkan air dan nutrisi yang banyak dan kontinyu. Sistem ini juga mudah dan murah untuk dibuat dan dirawat, namun membutuhkan lahan yang cukup luas dan terlindung dari sinar matahari langsung.

 

 

6. Sistem NFT – Aliran Air Tipis

 

Nutrient Film Technique, sistem ini menggunakan aliran air tipis yang mengalir langsung dari sumber air (misalnya sungai) ke media tanam (misalnya pasir) melalui saluran-saluran pipa atau mulsa. Aliran air tipis dilakukan dengan cara menyaring air sebelum menggunakannya agar tidak terkontaminasi oleh kotoran atau mikroorganisme lainnya. Aliran air tipis juga dilakukan dengan cara mengatur debit aliran agar sesuai dengan kebutuhan nutrisi oleh setiap bagian media tanam. Media tanam yang digunakan biasanya adalah pasir, kerikil, arang sekam, atau tanah. Sistem ini cocok untuk menanam tanaman pangan seperti sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah yang membutuhkan air dan nutrisi yang sedikit namun kontinyu. Sistem ini juga hemat lahan dan air, namun membutuhkan sumber air yang bersih dan stabil, serta saluran-saluran pipa atau mulsa yang tidak mudah bocor atau tersumbat.

Berita Lainnya