Senyum Petani Berkebun Tembakau “Si Daun Emas” Khas Madura

April 29, 2025 | Penulis: Mas'ul Hadi
Senyum Petani Berkebun Tembakau “Si Daun Emas” Khas Madura

 

Pulau Madura selain terkenal karena karapan sapinya, ternyata juga termasyhur dengan tembakaunya. Selain memiliki mitologi yang mengakar kuat di masyarakat, tembakau menjadi “daun emas” bagi pendapatan petani. Sensasi aroma dan rasa tembakau rajangannya juga jadi klangenan bagi penggemarnya.

 

Tembakau Madura telah dibudidayakan sejak era kerajaan-kerajaan Madura, dengan Sumenep sebagai sentra utama penghasilnya. Sejak saat itu, tembakau telah menjadi komoditas penting bagi perekonomian lokal, menopang kehidupan petani dan membuka peluang usaha bagi banyak orang. Tradisi menanam dan mengolah tembakau Madura diwariskan turun-temurun, dengan tekhnik dan pengetahuan yang terus berkembang dari generasi ke generasi.

 

 

Salah seorang petani yang berkebun tembakau di dataran tinggi Sumenep adalah Moh. Lutfiyanto yang membudidayakan tembakau sekali dalam setahun di desa Larangan Pereng, kecamatan Pragaan Sumenep. Di lahan seluas 1 hektar, Lutfi menanam sekitar 15.000 tanaman tembakau berjenis Opot. Di tahun kemarin Lutfi berhasil memanen 1.200 kg daun tembakau kering dilahannya, dengan kisaran harga rata-rata 75.000/kg. Dengan modal 20 juta per hektar, Lutfi masih bisa mengantongi laba bersih 70 juta per hektar per musim tembakau. Dengan alasan inilah maka setiap tahun menjelang musim kemarau di bulan Mei Lutfi sudah bersiap membudidayakan tembakau dibandingkan memilih komoditas pertanian lainnya. Selain itu, untuk pemasaran petani tembakau tidak memiliki kendala yang berarti dikarenakan sudah banyak pabrik rokok yang mendirikan gudangnya di Madura.

 

Perawatan dalam budidaya tembakau ini tergolong lebih mudah dibandingkan jenis tanaman semusim lainnya. Untuk pengendalian hama penyakit melalui penyemprotan pestisida hanya dilakukan saat fase vegetatif yakni maksimal di 30 hari setelah tanam untuk menghindari penurunan kualitas aroma dari daun tembakau yang dipanen. Kendala atau tantangan yang terjadi adalah lebih ke faktor alam terutama cuaca. Curah hujan yang tinggi justru tidak diharapkan dalam budidaya tembakau. Tembakau merupakan tanaman yang butuh air cukup, namun bila hujan terjadi akan menurunkan kualitas daun hasil panen.

 

 

Dalam budidaya tembakau, Lutfi sudah menerapkan pemupukan dengan memakai produk MTJ. Untuk pupuk dasar diaplikasikan pupuk SS (AMMOPHOS) per lubang tanam 10 gram. Pemupukan susulan dilakukan secara kocor pada umur 7-10 hari setelah tanam memakai NPK Mutiara 16-16-16 sebanyak 1  kg dan SS (AMMOPHOS) sebanyak 1 kg per 200 liter air untuk 1.000 tanaman. Pemupukan berikutnya di umur 15 HST, pakai NPK Mutiara 16-16-16 sebanyak 2 kg dan KARATE PLUS BORONI sebanyak 1 kg per 200 liter air. Pemupukan yang ketiga diberikan umur 25 HST secara ditugal, dengan jenis pupuk MerokeFOSFAT 1 kg, MerokeZA 10 kg, dan 5 kg MerokeSOP untuk 1.000 pohon. Pemupukan terakhir dilakukan pada umur 35 HST memakai 15 kg MerokeSOP ditambah Urea 10 kg. Dengan pola pemupukan seperti ini, Lutfi sangat puas dengan hasil pertumbuhan yang ditunjukkan oleh tanaman tembakaunya.

 

Upaya pelestarian dan pengembangan budidaya tembakau Madura terus dilakukan guna mendapatkan hasil panen yang optimal baik secara kuantitas maupun kualitas. Dengan meningkatnya pendapatan petani tembakau, maka perekonomian lokal pun ikut bergeliat sehingga kesejahteraan masyarakat juga meningkat.

Berita Lainnya