

Pupuk Anorganik Tidak Merusak Lingkungan: Ini Fakta Ilmiahnya!
Abstrak
Banyak orang percaya pupuk anorganik merusak tanah, tetapi penelitian ilmiah menunjukkan sebaliknya. Kenyataannya, pupuk anorganik tidak merusak lingkungan jika digunakan dengan tepat, terutama saat dikombinasikan dengan pupuk organik. Kombinasi ini justru meningkatkan keberagaman dan populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat, seperti Acidobacteria dan Proteobacteria, serta meningkatkan kandungan bahan organik dan nitrogen tanah. Hal ini pada akhirnya memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan hasil panen secara signifikan. Oleh karena itu, pupuk anorganik bukanlah perusak, melainkan alat penting untuk pertanian yang produktif dan berkelanjutan, asalkan diterapkan dengan manajemen yang cerdas dan terpadu.
Kata kunci: Pupuk anorganik; Kesehatan tanah; Mikroorganisme; Pertanian berkelanjutan; Manajemen pemupukan
Pembahasan
Pupuk anorganik sering kali mendapat stigma negatif karena dianggap sebagai penyebab kerusakan lingkungan dan degradasi tanah. Banyak petani dan masyarakat umum menganggap bahwa pupuk kimia “membunuh” kehidupan tanah, membuat tanah keras, dan merusak ekosistem. Namun, apakah anggapan ini benar secara ilmiah? Faktanya, berbagai penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa pupuk anorganik tidak merusak lingkungan jika digunakan secara tepat dan berimbang, terutama bila dikombinasikan dengan pupuk organik.
Dalam sistem pertanian intensif, ketersediaan unsur hara yang cepat menjadi sangat penting untuk menjaga produktivitas tanaman. Di sinilah pupuk anorganik memiliki keunggulan karena memberikan unsur hara yang langsung tersedia bagi tanaman. Namun, agar tidak terjadi ketidakseimbangan hara dan gangguan mikrobiologi tanah, perlu strategi pemupukan terpadu yang menggabungkan pupuk anorganik dan organik.
Penelitian selama 8 tahun oleh Chen et al. (2016) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk anorganik (urea, superfosfat, dan KCl) tidak menurunkan keragaman mikroorganisme tanah secara signifikan, terutama bila dikombinasikan dengan pupuk organik seperti kompos kotoran hewan. Bahkan, kombinasi ini meningkatkan populasi bakteri yang berperan penting dalam proses dekomposisi dan siklus hara, seperti Acidobacteria, Gemmatimonadetes, dan Proteobacteria. Studi tambahan oleh Lazcano et al. (2013) memperkuat temuan ini. Dalam percobaan jangka pendek pada jagung manis, mereka menemukan bahwa pupuk anorganik yang diberikan bersama pupuk organik (vermikompos dan pupuk kandang kelinci) mampu mempertahankan produktivitas tanah dan aktivitas enzim tanah setara atau bahkan lebih baik dari pupuk organik saja. Kombinasi ini juga meningkatkan pertumbuhan bakteri gram-negatif, tanpa menurunkan fungsi komunitas mikroba. Ini menunjukkan bahwa pupuk anorganik tidak mengganggu keseimbangan mikroba jika dosis dan sumbernya dikelola dengan benar.
Studi jangka panjang oleh Yang et al. (2020) di lahan pertanian gandum-jagung menunjukkan bahwa kombinasi pupuk organik dan anorganik mampu meningkatkan kandungan bahan organik tanah hingga 22,8% dan total nitrogen tanah hingga 105% dibanding lahan yang tidak dipupuk. Lebih lanjut, jumlah dan panjang akar tanaman meningkat hingga 66%, dan hasil panen meningkat secara signifikan. Kombinasi ini juga menciptakan mikroklimat tanah yang lebih baik, meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air dan hara, serta memperkuat komunitas mikroorganisme yang mendukung kesehatan tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk anorganik bukan penyebab utama degradasi tanah, melainkan cara dan dosis pemakaiannya yang harus diperhatikan.
Penelitian oleh Lian et al. (2022) yang dilakukan di tiga jenis tanah berbeda (Phaeozem, Cambisol, dan Acrisol) selama 25–37 tahun menemukan bahwa perlakuan kombinasi pupuk anorganik dan pupuk kandang secara konsisten memberikan hasil panen lebih tinggi dan meningkatkan keberagaman serta stabilitas komunitas bakteri tanah. Kelompok mikroba dominan seperti Firmicutes, Proteobacteria, dan Acidobacteria menjadi lebih aktif, yang penting dalam pembentukan struktur tanah dan penyediaan hara.
Memang benar bahwa penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dan tidak sesuai dosis dapat memicu dampak negatif, seperti pencucian nitrat, penurunan aktivitas mikroba tertentu, dan pencemaran air tanah. Oleh karena itu, penggunaan pupuk memperhatikan 5 tepat (dosis, waktu, cara, jenis, sasaran, ekonomis). Strategi pemupukan berimbang (integrated nutrient management) adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat pupuk anorganik tanpa mengorbankan kesehatan lingkungan.
Sudah saatnya kita menghapus mitos bahwa pupuk anorganik adalah “perusak tanah”. Justru, bila digunakan secara tepat dosis, tepat waktu, dan dikombinasikan dengan pupuk organik, pupuk anorganik menjadi alat penting dalam membangun pertanian yang produktif dan berkelanjutan. Pendekatan ilmiah dan riset jangka panjang telah membuktikan bahwa kunci keberhasilan bukan terletak pada jenis pupuknya, tetapi pada manajemen pemupukan yang cerdas dan ramah lingkungan.
Daftar Pustaka
- Chen, C., Zhang, J., Lu, M., Qin, C., Chen, Y., Yang, L., Huang, Q., Wang, J., Shen, Z., & Shen, Q. (2016). Microbial communities of an arable soil treated for 8 years with organic and inorganic fertilizers. Biology and Fertility of Soils, 52(4), 455–467. https://doi.org/10.1007/s00374-016-1089-5
- Lian, J., Wang, H., Deng, Y., Xu, M., Liu, S., Zhou, B., Jangid, K., & Duan, Y. (2022). Impact of long-term application of manure and inorganic fertilizers on common soil bacteria in different soil types. Agriculture, Ecosystems & Environment, 337, 108044. https://doi.org/10.1016/j.agee.2022.108044
- Lazcano, C., Gómez-Brandón, M., Revilla, P., & Domínguez, J. (2013). Short-term effects of organic and inorganic fertilizers on soil microbial community structure and function. Biology and Fertility of Soils, 49, 723–733. https://doi.org/10.1007/s00374-012-0761-7
- Yang, Q., Zheng, F., Jia, X., Liu, P., Dong, S., Zhang, J., & Zhao, B. (2020). The combined application of organic and inorganic fertilizers increases soil organic matter and improves soil microenvironment in wheat-maize field. Journal of Soils and Sediments, 20, 2395–2404. https://doi.org/10.1007/s11368-020-02606-2
Jurnal Lainnya
August 26, 2025