Jangan Salah Pupuk! Begini Cara Tentukan Dosis Pemupukan Kopi Berdasarkan Populasi!

October 27, 2025 | Penulis: Rizqina Aulia
Jangan Salah Pupuk! Begini Cara Tentukan Dosis Pemupukan Kopi Berdasarkan Populasi!

 

Pak Dedde, agronomis dari PT Meroke Tetap Jaya, kembali mengadakan kegiatan Farmer’s Meeting khusus untuk para petani kopi di Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus. Acara ini menjadi rutinitas dalam program agronomis yang bertujuan meningkatkan pengetahuan petani tentang tata cara pemupukan yang tepat berdasarkan jumlah populasi tanaman serta penentuan waktu pemupukan yang optimal. Dengan begitu, panen kopi dapat lebih maksimal dan menghasilkan kualitas yang baik.

 

Dalam pemaparannya, Pak Dedde menjelaskan bahwa tanaman kopi termasuk jenis yang membutuhkan proses pemupukan dengan penyerapan unsur hara yang lambat dan berkelanjutan. Berbeda dengan tanaman hortikultura yang cepat tumbuh, kopi memerlukan asupan nutrisi yang tersimpan di tanah dalam waktu lama. Oleh karena itu, pemupukan dengan MerokeFOSFAT dan MerokeZA sangat dianjurkan, karena dua produk ini bisa disimpan di dalam tanah hingga tiga bulan, sehingga menjadi cadangan nutrisi untuk mendukung pembentukan bunga dan mata yuyu secara optimal.

 

Pak Dedde juga mengingatkan beberapa petani yang masih memberikan pupuk cepat serap seperti NPK Mutiara GROWER sebelum masa panen. Menurutnya, penggunaan pupuk ini sangat baik untuk meningkatkan bobot kopi menjelang panen karena kandungannya yang cepat diserap tanaman, tetapi tidak cocok bila diberikan pada fase pembentukan bunga. Kopi membutuhkan pupuk yang diserap perlahan oleh tanaman agar asupan hara terus berjalan dalam jangka panjang, sehingga unsur hara dapat bertahan mendukung pertumbuhan bunga dan buah secara konsisten tanpa stres nutrisi.

 

Teknis pemupukan menjadi hal yang tidak kalah penting dalam diskusi. Pak Dedde mengingatkan agar pemupukan tidak dilakukan langsung di bawah batang pohon kopi. Jarak minimal yang dianjurkan adalah satu jengkal (sekitar 20-25 cm) dari batang pohon dan kalau pohonnya besar bisa mencapai dua jengkal. Sebaiknya pupuk ditabur di atas tanah dan di area tiga perempat dari panjang tajuk pohon (misal, jika panjang tajuk satu meter, tabur pupuk di jarak 0,75 meter dari pangkal batang) agar penyerapan nutrisi terjadi optimal.

 

Populasi tanaman kopi di lahan juga harus menjadi perhatian utama petani dalam menentukan dosis pupuk. Misalnya, untuk lahan dengan populasi sekitar 2.000 tanaman kopi per hektar, dosis yang dianjurkan adalah dua sak MerokeZA dan dua sak MerokeFOSFAT untuk sekali pemupukan, atau total sekitar 200 kilogram pupuk. Namun, dosis ini sangat fleksibel dan dapat disesuaikan berdasarkan ketersediaan bahan atau produksi tanaman. Jika bahan produksi dan jumlah buah cukup tinggi, dosis bisa ditingkatkan menjadi tiga kuintal (300 kilogram) per hektar. Penyesuaian dosis ini sangat penting agar nutrisi yang diberikan sesuai kebutuhan tanaman dan tidak berlebihan.

 

Pak Dedde menjelaskan lebih dalam tentang fokus unsur hara yang harus diperhatikan, yaitu pemenuhan unsur kalium dan nitrogen. Kalium sangat diperlukan untuk pembesaran buah kopi agar biji yang dihasilkan besar dan berkualitas. Sementara nitrogen menjaga kesehatan daun, yang berfungsi mempertahankan warna hijaunya daun sebagai pusat fotosintesis dan metabolisme tanaman. Akan tetapi, kadar nitrogen tidak boleh melebihi kalium agar tidak merusak keseimbangan nutrisi dan tidak mengalami kerusakan daun atau pertumbuhan berlebih yang tidak produktif. Dalam pupuk yang digunakan, kalium pada MerokeKKB mencapai 40%, sedangkan nitrogen pada MerokeZA memiliki kandungan 21%,  sehingga memberikan rasio ideal antara kalium dan nitrogen sekitar 2:1.

 

MerokeKKB menjadi produk pilihan karena mengandung kalium boron sebesar 0,8%, magnesium, dan sulfur. Kandungan boron ini sangat penting untuk proses pembentukan biji kopi yang seragam sehingga ukuran biji tidak bervariasi antara besar dan kecil. Berbeda dengan boron murni yang bisa menyebabkan kerusakan batang jika berlebihan, kandungan boron dalam MerokeKKB sudah diformulasi pas agar aman dan efektif dalam memperbaiki kualitas buah kopi. Pupuk ini telah diuji coba dalam berbagai demplot dan menunjukkan hasil yang sangat baik tanpa risiko kerusakan batang seperti akibat penggunaan boron berlebih.

 

Waktu pemupukan pun sangat penting dan harus dipahami petani dengan baik, dan waktu pemupukan yang paling tepat dilakukan pada fase demegan awal, yaitu saat buah kopi sudah berukuran sedikit lebih besar dari lada. Pada tahap ini, petani diberikan arahan untuk memupuk dengan MerokeZA dan MerokeKKB dalam dosis dua sak masing-masing per hektar, atau sekitar 100 kilogram MerokeZA dan 100 kilogram MerokeKKB. Jika tanaman memiliki bahan produksi lebih banyak, dosis dapat ditingkatkan hingga tiga kuintal per hektar, dengan perbandingan yang sama antara kedua pupuk. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu memantau kondisi kebun agar dapat menyesuaikan dosis pemupukan secara tepat.

 

Satu bulan menjelang panen, petani dianjurkan menggunakan pupuk cepat serap seperti NPK Mutiara GROWER. Dosis yang diberikan cukup kecil, sekitar tiga sendok makan per pohon, agar dapat meningkatkan bobot buah tanpa mengorbankan kesehatan daun yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Penggunaan pupuk cepat serap ini sebagai  tindakan akhir di fase pertumbuhan buah yang diharapkan bisa menghasilkan kopi dengan bobot dan kualitas yang baik saat dipanen.

 

Melalui kegiatan Farmer’s Meeting ini, Pak Dedde berharap petani kopi di Air Naningan dapat memahami betul pentingnya pemupukan yang tepat berdasarkan populasi tanaman, mulai dari dosis, jenis pupuk, hingga waktu aplikasi yang sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Edukasi seperti ini penting agar petani bisa mengoptimalkan produksi tanpa pemborosan pupuk, menjaga keseimbangan nutrisi tanaman kopi, dan pada akhirnya meningkatkan hasil panen serta kesejahteraan petani lokal.

Artikel Lainnya