Resolusi Tahun 2023: Hapus 'Air Mata' Petani Indonesia

December 30, 2022
Resolusi Tahun 2023: Hapus 'Air Mata' Petani Indonesia

 

"Pupuk mahal!"

"Kenapa naik terus harga pupuknya."

"Pupuk Meroke makin naik, tapi harga jual komoditi turun."

"Kasian petani, harga pupuk selangit."

 

Harapan kami pada akhir tahun 2021, sebenarnya harga pupuk sudah bisa turun menuju keseimbangan baru sekitar kuartal 2 tahun 2022. Namun, sangat disayangkan tepatnya 24 Februari 2022, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan secara resmi, melakukan invasi ke beberapa wilayah di Ukraina.

 

Serangan Rusia dimulai dengan ledakan di sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kyiv, Odessa, Kharkiv dan Mariupol. Hingga saat ini ketegangan masih berlangsung. Para ahli perang berpendapat, perang tersebut tujuannya memaksa perubahan di Ukraina.

 

Perang Rusia-Ukraina secara langsung berkontribusi besar fenomena kelangkaan pupuk dan melonjaknya harga pupuk. Perlu diketahui, Rusia adalah salah satu negara penghasil pupuk NPK yang menguasai 20% dari pangsa pasar pupuk NPK dunia.

 

Demikian juga sekutu Rusia, Belarusia juga merupakan pemain pupuk Muriate of Potash (KCl) yang menguasai lebih kurang 20% dari pasar dunia pupuk KCl.

 

 

Semakin parah dengan beragamnya sanksi Uni Eropa dan negara Barat terhadap Rusia dan Belarusia, menyebabkan kenaikan harga bahan baku pupuk yang tidak terkontrol.

 

Laporan dari World Bank menyatakan kenaikan harga pupuk sudah mencapai 30% pada tahun 2022.

 

Ketersediaan pupuk menjadi semakin langka karena diperparah oleh dukungan logistik pengiriman dari Rusia ke negara-negara Asia, termasuk Indonesia semakin susah. Jadi, bukan hanya karena pupuk mahal saja, tapi sulitnya mendapat akses pengiriman juga menjadi salah satu kendala dimulai dari kuartal kedua hingga kuartal ketiga 2022 ini.

 

Disamping itu, harga gas dunia juga beranjak naik, dan sebagaimana kita ketahui, banyak negara industri di Eropa Barat, sangat bergantung kepada aliran gas dari Rusia. Selain itu, gas adalah salah satu bahan baku pupuk urea, sehingga menyebabkan kenaikan harga urea di pasaran global.

 

Keadaan semakin pelik, dimana Negara Tiongkok juga mulai membatasi ekspor pupuk ke luar dari negaranya, semenjak kuartal ke 2 Tahun 2022 hingga waktu yang belum ditentukan.

 

Melangitnya harga pupuk, dari penjelasan sebelumnya, tak hanya membuat 'nangis' para petani di Indonesia. Petani di seluruh dunia juga merasakannya. Untuk tetap bertani, para petani harus merogoh koceknya dalam-dalam.

 

Kami sebagai salah satu perusahaan pemasok pupuk berskala nasional juga tidak mampu mengendalikan apa yang menjadi di luar kendali kami, terlebih fenomena melangitnya harga pupuk ini, secara global dan juga kelangkaan pupuk.

 

Pada akhir tahun, para penggemar bola semua terhibur dengan permainan Lionel Messi yang membawa Argentina menjadi juara dunia sepak bola untuk yang ketiga kalinya di saat negaranya juga sedang berjuang mengatasi inflasi yang hampir 100% sepanjang tahun 2022.

 

Tentunya, kita patut bersyukur, meskipun dengan kesulitan untuk mendapatkan pupuk, inflasi di Indonesia ini masih tetap terkendali di bawah 2 digit, yaitu sekitar 6-7% sepanjang tahun 2022. Tahun 2023, tinggal menghitung hari.

 

Resolusi kami menyambut tahun baru ini adalah dengan menyematkan sebuah doa dan harapan akan adanya perdamaian antara Rusia-Ukraina.

 

Tentunya dengan harapan agar harga komoditas seperti gas, minyak dan terutama pupuk menemukan titik keseimbangan baru yang lebih terjangkau bagi petani di seluruh dunia umumnya, dan Indonesia khususnya.

 

Demikian juga doa dan harapan kami untuk para petani di seluruh pelosok di Indonesia, untuk kuat dan tangguh menghadapi fenomena ini. Agar, pertanian Indonesia tetap maju dan berdigdaya ke depannya. Aamiin.

 

Adios Tahun 2022

dan, Selamat Tahun Baru 2023

Berita Lainnya