Nanam Anggrek, Bisa Dari Hobi Jadi Ladang Cuan

July 13, 2022
Nanam Anggrek, Bisa Dari Hobi Jadi Ladang Cuan

 

Tren bertanam anggrek di pekarangan rumah atau kebun dari tahun ke tahun terbilang stabil. Tidak ada fluktuasi yang signifikan. Inilah alasan utama kenapa para pecinta anggrek selalu ada, tidak berkurang malah terus bertambah.

 

"Ada kepuasan tersendiri bertanam anggrek bagi para pecintanya. Mereka jatuh cinta dengan anggrek, karena tanaman hias satu ini memiliki banyak varian warna dan bentuk, meskipun dari hasil silangan yang sama," ucap Oso Suharso, pemilik Cilengko Orchid yang berlokasi di Banyumas, Jawa Tengah.

 

Sambung Oso, tanaman anggrek merupakan kekayaan Nusantara, dimana sangat cocok dibudidayakan di daerah tropis, seperti Negara Indonesia.

 

Sebagai salah satu tanaman hias, daya tarik lain anggrek, yaitu ada pada nilai estetika-nya, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Bahkan, saat awal pandemi, banyak yang membudidayakan anggrek sebagai terapi Covid.

 

Tak heran, jika tren anggrek stabil, karena selain cocok dijadikan hobi, budidaya anggrek bisa dijadikan ladang cuan bagi para pecinta-nya.

 

Meski demikian, jumlah pecinta anggrek belum sebanyak tanaman hortikultura, sebut saja pecinta durian, karena masih ada stigma masyarakat awam bahwa membudidayakan anggrek itu sulit.

 

"Prospek anggrek itu peluangnya ke sini-sini, semakin tinggi dan bagus. Dalam membudidayakan anggrek, sebenarnya tidak butuh modal yang besar, hanya butuh ketelatenan agar tanaman tumbuh cantik maksimal," ungkap Oso yang lulusan Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman angkatan 1996.

 

Jenis Anggrek yang Mudah Dibudidayakan

 

Budidaya pembesaran anggrek sendiri bisa dilakukan dengan kultur yang bisa diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Hias, agar mendapat silangan-silangan baru yang unggul.

 

Bagi pemula yang mau budidaya anggrek, lanjut Oso, ada baiknya mencoba jenis anggrek Vanda.

 

"Di Cilengko Orchid, penjualan anggrek terbanyak adalah Dendrobium dan Palenoid. Hampir 80% pecinta anggrek mencari jenis ini," lanjut Oso yang pernah menjadi narasumber #BicaraTani episode 102 di Channel YouTube NPK Mutiara TV, dengan judul "Potensi Anggrek Sebagai Tanaman Hias yang Menguntungkan".

 

 

Dendrobium termasuk marga Anggrek epifit yang relatif mudah dipelihara, dan berbunga. Istimewanya, jenis anggrek ini tergolong yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sama halnya dengan jenis anggrek Palenopsis amabilis atau yang sering disebut anggrek bulan.

 

"Dalam aklimatisasi kultur anggrek, dari botol kultur ke ruang pembesaran anggrek praremaja harus dilakukan di ruangan dengan kelembaban tinggi dan terkontrol. Setelah masuk umur praremaja, di atas 6-7 bulan, barulah masuk ke fase remaja. Anggrek pun mulai berbunga saat usianya di atas 8-9 bulan," ujar Oso.

 

Kendala Budidaya Anggrek Bagi Pemula

 

Untuk pembudidaya pemula, ada beberapa kendala yang kerap dihadapi, di antaranya kurangnya pengetahuan dalam memahami karakteristik dari anggrek.

 

"Padahal jenis anggrek sangat berpengaruh terhadap pertumbuhannya, misal Dendrobium. Jenis tersebut bisa dibudidayakan di outdoor atau masih bisa terkena panas dan hujan, sedangkan varietas bulan atau Palenopsis amabilis butuh adaptasi yang panjang ketika akan diletakkan di outdoor," jelasnya.

 

Selain harus memahami karakteristik anggrek, media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan anggrek. Untuk jenis anggrek yang akan diletakkan di luar atau outdoor, Oso menyarankan sebaiknya media tanam-nya memiliki porositas yang tinggi. Seperti sabut kelapa, arang sekam, dan lainnya.

 

Pemupukan Anggrek

 

"Saat anggrek pada fase vegetatif, dibutuhkan pupuk daun yang memiliki kandungan N tinggi, serta P & K rendah," ungkap Oso.

 

Karena itulah, pupuk PROVIT HIJAU 27-18-9+1MgO+TE dari PT Meroke Tetap Jaya sangat cocok diaplikasikan pada fase tersebut. Dosisnya 2 gram per Liter air, dengan interval seminggu 2 kali. Dalam pengaplikasian pupuk daun ini, bisa dibarengi dengan fungisida.

 

Oso menyarankan waktu penyemprotan PROVIT HIJAU 27-18-9+1MgO+TE, sebaiknya rutin dilakukan saat pagi hari atau sore hari.

 

 

"Ketika fase generatif barulah aplikasi pupuk foliar yang kandungannya P dan K tinggi, karena kedua unsur hara tersebut paling dominan sangat diperlukan. Bisa mengaplikasikan PROVIT MAXI 6-27-38+TE," sambungnya.

 

Dengan kandungan Nitrogen 6%, Phospat 27%, dan Kalium 38%, pupuk tersebut sangat cocok untuk fase generatif di anggrek.

 

Menurut Oso, selain aplikasi pupuk perlu juga mengaplikasikan ZPT Auksin dan Giberelin dengan dosis kecil untuk merangsang pembungaan pada anggrek.

 

**Informasi produk pupuk dari PT Meroke Tetap Jaya, selengkapnya di Apps Petani Cerdas. 

Berita Lainnya