Hidroponik adalah Pertanian Organik atau Anorganik?

March 03, 2019
Hidroponik adalah Pertanian Organik atau Anorganik?

Pertanyaan tersebut kerap terlontar belakangan ini oleh para peminat hidroponik dari para pelaku pertanian organik dan anorganik. Menurut Marketing Manager PT Meroke Tetap Jaya, Catur Dian Mirzada, mempertanyakan apakah hidroponik adalah pertanian organik atau anorganik adalah pertanyaan yang keliru, namun sering didebatkan.

 

"Terlalu luas dan indah untuk terus berinovasi dalam sektor pertanian dengan sekedar memperdebatkan punyamu organik tidak? Punyaku anorganik?," ucap Catur.

 

Lanjut Catur, perdebatan tidak perlu dilakukan sebab pertanyaan apakah hidroponik termasuk pertanian organik atau anorganik hanyalah persoalan persepsi keilmuan dari seseorang. Baik hidroponik, organik, dan anorganik memiliki tujuan yang sama.

 

Pertama, menumbuhkan sayuran yang sehat, segar, dan layak konsumsi. Kedua, memproduksi sayuran yang layak jual untuk dibisniskan. Terakhir, ketiganya selalu dikampanyekan dengan bahasa 'sehat' dan 'layak konsumsi', dan menggunakan promo standar yang sama yaitu bebas pestisida, bebas bahan kimia logam berat dan beracun, serta sayuran bernutrisi.

 

"Tujuan awal juga perlu diperhatikan, apakah menumbuhkan atau memproduksi. Nah, kalau tujuan akhir yang ingin dicapai dari hidroponik, organik, dan anorganik pasti sama, yang membedakan adalah cara mempersiapkan nutrisinya," tuturnya.

 

Menurut Catur, dari beberapa literasi jurnal penelitian yang dibacanya tentang hidroponik, organik, dan anorganik menuliskan bahwa akar tanaman hanya 'menyedot' anion dan kation. Dan untuk organik, perlu diproses oleh bakteri-bakteri pengurai (mikroba dan mikro-organisme) untuk dimineralisasikan dulu menjadi nutrisi anion-kation untuk disedot oleh akar tanaman.

 

Baik hidroponik, organik, dan anorganik, lanjut Catur, memiliki 4 (empat) faktor pembatas, yaitu:

1. Gelombang cahaya untuk fotosintesis.

2. Unsur C, H, O.

3. Nutrisi mineral dari unsur hara makro N, P, K, Ca, Mg, S ditambah dengan unsur hara mikro B, Fe, Mn, Zn, Cu, Cl, Si, dan Na.

4. Kondisi yg sesuai dan nyaman utk semua proses metabolisme tersebut.

 

"Asal semua itu bisa dipenuhi, maka tanaman maksimal bertumbuh dan berkembang. Semakin presisi kemampuan kita bisa menghitung semua input-input tadi, semakin presisi kita memprediksi outputnya. Semakin mampu juga kita meminimalkan faktor pembatasnya, maka produksi pun semakin maksimal," tegas Catur.

 

Catur sendiri selama ini tidak memperdebatkan soal hidroponik, organik, dan anorganik. Baginya lumrah untuk yang menyukai pertanian organik melirik hidroponik. Kemudian, yang menyukai perikanan melirik hidroponik lalu mengkombinasikan keduanya menjadi akuaponik. Namun, untuk yang menyukai peternakan seperti sapi, Catur mengatakan belum keluar literatur bagaimana mengkombinasikan peternakan dan hidroponik. Sementara, jika ada yang ingin berhidroponik di tanah, Catur menyarankan untuk membuat fertigasi (fertilizer with irrigation).

 

"Sistem budidaya hidroponik sangat fleksibel sepanjang aturannya dipatuhi," ucapnya.

Berita Lainnya