Bertanam Sawi di Pekarangan Rumah

June 28, 2021
Bertanam Sawi di Pekarangan Rumah

 

Di masa pandemi saat ini, masyarakat di perkotaan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk meminimalisir penyebaran virus Corona. Bercocok tanam di rumah pun menjadi kegiatan yang tren saat pandemi.

 

Selain bisa membuat ketahanan pangan mandiri, bercocok tanam dinilai bisa menghilangkan stress. Untuk mulai bercocok tanam di pekarangan rumah, bisa dimulai dengan tanaman yang mudah dibudidayakan. Yaitu, sawi.

 

Sayuran ini salah satu tanaman yang banyak direkomendasikan karena mudah dibudidayakan. Keunggulan lainnya, tanaman sawi memiliki sifat ketahanan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun.

 

Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah dari segi pengairannya, harus dilakukan penyiraman secara teratur. Agar hasilnya optimal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, persemaian yang tujuannya menghasilkan bibit yang layak ditanam.

 

Kedua, persiapan lahan di media tanam agar tekstur tanah menjadi gembur, sehingga perakaran dapat lebih mudah untuk menyerap unsur hara. Ketiga, penanaman. Paling perlu diperhatikan adalah pencabutan bibit harus secara hati-hati agar akar tidak putus atau rusak saat mau dicabut

 

Nah, untuk cara menanamnya dengan membuat lubang sesuai dengan besar batang bibit sawi. Biasanya dalam penanaman di polybag atau di media pot, bisa dalam satu media ditanam 2-3 bibit sawi. Selanjutnya, perawatan atau pemeliharaan yang mencakup penyiraman, pemupukan, serta pengendalian organisme pengganggu tanaman atau OPT dan penyiangan.

 

Untuk penyiraman, dilakukan setiap hari jika tidak ada hujan. Penyiraman lebih baik dilakukan pagi atau sore hari, dikarenakan penguapan yang tidak terlalu tinggi. Untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan dibutuhkan tanaman sawi, diperlukan pemupukan. Sebab, unsur hara di dalam pot dan polybag terbatas, tidak seperti di lahan terbuka.

 

"Pemupukan bisa dilakukan dengan memberikan pupuk seperti NPK Mutiara SPRINTER 20-10-10 pada fase vegetatif, pada 7 Hari Setelah Tanam (HST) sebanyak 0,5-1 Kg per 20 m2, atau 2-3 Gram per polybag," ucap Indra Jaya Siallagan, Agronomis PT Meroke Tetap Jaya untuk wilayah Jambi.

 

 

Sambung Indra, memasuki fase generatif, bisa memberikan NPK Mutiara GROWER 15-09-20+TE pada 14 HST dengan dosis 0,5 - 1 Kg per 20 m2. Caranya dengan ditabur ke tanah. Kedua pupuk yang direkomendasikan, lanjut Indra, memiliki bentuk prill yang mengandung Nitrogen (N), Fosfat (P), dan Kalium (K) yang lengkap dan seimbang.

 

Dan, pupuk-pupuk tersebut menjamin keseragaman penyebaran semua hara agar pertumbuhan dan hasil tanaman menjadi maksimal. Keunggulan lainnya, kedua pupuk ini mengandung N dalam bentuk Amonium dan Nitrat. Dimana, akan memberikan respon pertumbuhan tanaman lebih cepat dan hasil panen lebih banyak.

 

Kemudian, unsur hara P yang berperan dalam memfasilitasi metabolisme energi untuk pertumbuhan, meningkatkan pembelahan sel, pertumbuhan akar, dan pembungaan.

 

Sementara hara K dalam pupuk NPK Mutiara SPRINTER 20-10-10 dan NPK Mutiara GROWER 15-09-20+TE, berperan sebagai pengatur keseimbangan air di dalam sel, turgor sel, kehilangan air karena transportasi; bertanggung jawab dalam produksi dan transportasi gula, kerja enzim-enzim dan pembentukan protein; meningkatkan toleransi tanaman terhadap stres kekeringan atau dingin serta hama dan penyakit. Juga, meningkatkan kualitas hasil produksi, baik warna, rasa, dan daya simpannya.

 

"Selain NPK Mutiara SPRINTER 20-10-10 dan NPK Mutiara GROWER 15-09-20+TE, tanaman sawi butuh pupuk Kalsium dan Boron agar daya simpannya lebih lama. Kami rekomendasikan KARATE PLUS BORONI pada setiap fasenya. Dosisnya 0,25 - 0,5 Kg per 20 m2," ujar Indra.

 

Berita Lainnya