Panen Pedas: Mengoptimalkan Pertumbuhan Cabai dengan Pemupukan Berimbang

May 03, 2024 | Penulis: Rizqina Aulia
Panen Pedas: Mengoptimalkan Pertumbuhan Cabai dengan Pemupukan Berimbang

 

Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki permintaan tinggi di pasar. Kemampuannya untuk tumbuh di berbagai kondisi geografis, dari dataran rendah hingga dataran tinggi menjadikan cabai pilihan favorit para petani. Di Indonesia, sentra produksi cabai terbesar terletak di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera, yang menunjukkan potensi besar untuk pengembangan lebih lanjut. Untuk mencapai hasil yang optimal, tentunya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan oleh para petani.

 

1. Pemilihan Varietas

Pemilihan varietas cabai yang tepat sangatlah penting. Varietas harus dipilih berdasarkan hasil panen yang baik dan adaptasi yang kuat terhadap kondisi lokal.

 

2. Kualitas Tanah

Tanah yang subur adalah dasar untuk pertumbuhan tanaman yang sehat. Penting untuk memastikan bahwa tanah memiliki karakteristik fisik, kimia, dan biologis yang mendukung pertumbuhan cabai. Beberapa jenis tanah mungkin tidak cocok untuk tanaman cabai, sehingga pemilihan tanah yang tepat menjadi kuncinya.

 

3. Pengelolaan Pertanian 

Pengelolaan yang baik mencakup pengelolaan pupuk, sistem drainase dan irigasi, pengendalian hama dan penyakit, penentuan populasi tanaman per hektar, pengendalian gulma, serta pemanfaatan teknologi pertanian terkini. Peningkatan kualitas SDM juga penting untuk mengikuti perkembangan teknologi pertanian.

 

4. Kondisi Iklim 

Iklim mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai secara signifikan. Musim kemarau dan musim hujan memerlukan perlakuan yang berbeda untuk memastikan pertumbuhan yang optimal.

 

Pemupukan Berimbang

 

Konsep pemupukan berimbang menjadi strategi penting dalam budidaya tanaman cabai. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tanaman mendapatkan semua unsur hara esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal, dari fase vegetatif hingga generatif. Unsur-unsur ini termasuk nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), dan enam unsur mikro lainnya.

 

Pemupukan dasar dilakukan dengan menggunakan SS AMMOPHOS dan Suburkali BUTIR. Dosis yang direkomendasikan adalah 20 gram SS AMMOPHOS dan 10 gram Suburkali BUTIR per pokok. Sebagai alternatif, bisa juga menggunakan NPK Mutiara 16-16-16 dengan dosis 40 gram per pokok. Pupuk dasar ini diaplikasikan 7 hari sebelum tanam dan sebelum penutupan dengan mulsa.

 

Pupuk susulan sangat penting dan harus diberikan minimal 12 kali selama siklus pertumbuhan. Pada usia 7 dan 14 hari setelah tanam, pupuk yang digunakan adalah NPK Mutiara SPRINTER dan KARATE PLUS BORONI. Kedua pupuk ini dilarutkan dalam 200 liter air untuk 1000 tanaman, dengan dosis 200 ml per tanaman.

 

Selanjutnya, pada usia 21 dan 28 hari, saat tanaman cabai memasuki fase peralihan ke generatif, diberikan NPK Mutiara 16-16-16 dan KARATE PLUS BORONI dengan dosis yang sama. Ketika tanaman memasuki fase generatif (umur 5-8 minggu), pupuk yang digunakan harus kaya akan kalium. Rekomendasinya adalah NPK Mutiara GROWER dan KARATE PLUS BORONI.

 

Pada usia 9-12 minggu, saat tanaman cabai mulai berbuah, kebutuhan akan kalium meningkat. Oleh karena itu, dosis NPK Mutiara GROWER ditingkatkan menjadi 6 kg ditambah 2 kg KARATE PLUS BORONI yang dilarutkan dalam 200 liter air untuk 1000 tanaman, dengan dosis 200 ml per tanaman.

 

Nutrisi yang cukup akan mencegah defisiensi dan memastikan tanaman tumbuh optimal. Konsep pemupukan berimbang ini menjadi rekomendasi untuk membantu produksi cabai dapat maksimal dan sesuai dengan potensi genetik dari bibit yang dipilih.

 

 

*Untuk melihat program pemupukan tanaman bisa cek website kami atau download Apps Petani Cerdas di Google Playstore.

Berita Lainnya